BERITA
Tragedi Sukhoi dan Solidaritas Kemanusiaan
Selasa, 15 Mei 2012, 08:08 WIB
Tim SAR gabungan dari TNI, Polri, dan sejumlah elemen masyarakat menyusuri hutan untuk mengupayakan evakuasi korban pesawat Sukhoi di Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jum'at (11/5).
Tragedi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di lereng Gunung Salak, Bogor, pada Rabu, 9 Mei 2012 lalu, sungguh mengejutkan kita semua. Pesawat yang digadang-gadang sebagai pesawat komersial yang paling canggih, nyaman, sekaligus lengkap peralatannya, ternyata hancur berantakan hingga berkepingkeping setelah menabrak lereng Gunung Salak.
Memang penyebab terjadinya tragedi ini masih diselidiki secara saksama, baik oleh Pemerintah RI melalui KNKT, Kemenhub, dan Polri maupun oleh tim lengkap yang datang dari Rusia.
Mudah-mudahan dengan kesungguhan, kejujuran, dan transparan, semua penyebab terjadinya tragedi ini bisa diketahui secara jelas dan terang oleh masyarakat, baik di negara kita maupun dunia internasional. Spekulasi-spekulasi yang berkembang terus tentang penyebab terjadinya musibah ini bisa segera ditepis dan dihilangkan.
Kita berdoa, mudah-mudahan saudara-saudara kita yang meninggal dunia dalam musibah ini, diterima iman, Islam, dan amal ibadahnya, serta diampuni segala dosa dan kesalahannya. Keluarga yang ditinggalkan, mudah-mudahan diberikan keikhlasan, kekuatan, dan kesabaran untuk menerimanya. Dan, semuanya dikembalikan kepada Allah SWT, Zat yang Mahakuasa Pemilik alam semesta ini.
Allah SWT berfirman dalam QS al-Baqarah [2] ayat 156-157. ”(Yaitu) Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ’Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun’ (Sesung guhnya kita adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dari sisi lain, tragedi ini selain mengundang kegalauan, kesedihan, dan keharuan, juga mengundang solidaritas kemanusiaan yang begitu masif. Semua merasa bahwa tragedi itu bukan hanya bagi mereka yang terkena langsung, melainkan juga bagi kita semuanya.
Sungguh sangat indah melihat semangat yang luar biasa untuk menolong sesama, dari tim Basarnas, TNI/Polri, para relawan, bahkan masyarakat biasa. Ribuan orang terlihat secara langsung melakukan evakuasi korban walaupun menghadapi medan yang sangat berat dan sulit.
Beberapa unsur masyarakat, seperti insan pers ataupun anak-anak sekolah dari TK hingga perguruan tinggi, melakukan doa dan zikir bersama. Bahkan, mereka mengerjakan shalat ghaib untuk para korban yang meninggal dunia dalam musibah ini. Suasana religius beberapa hari ini sejak musibah itu terjadi, terasa benar pada masyarakat kita. Semuanya larut dalam duka, yang disertai dengan harapan agar musibah semacam ini tidak terulang kembali.
Solidaritas kemanusiaan ini harus senantiasa kita pupuk dan kita jaga bersama, tidak sekadar pada waktu mendapatkan musibah, tetapi juga pada saat kita semua sedang melakukan upaya untuk perbaikan kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang. Wallahu a’lam.
http://www.republika.co.id/berita/du...as-kemanusiaan
Peran Relawan dalam Evakuasi Korban Sukhoi Patut Diapresiasi
Friday, 18 May 2012, 21:18 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Search Mission Coordinator dari Basarnas Ketut Parwa mengatakan, peran relawan dan anggota TNI/Polri dalam evakuasi korban Sukhoi Super Jet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, perlu diapresiasi setinggi-tingginya."Kami selaku Badan SAR Nasional mengapresiasi seluruh anggota yang terlibat dalam operasi kemanusian ini. Basarnas tidak bisa sendiri dalam evakuasi ini, semua berkat kerja sama dan bantuan anggota TNI, Polri, relawan dan masyarakat," kata Ketut di posko evakuasi pesawat Sukhoi Super Jet 100 di Pasir Pogor, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jumat. Menurut Ketut, operasi kemanusiaan tersebut tidak akan berjalan optimal bila relawan tidak kompak dan saling bekerja sama.
Koordinasi yang kuat serta kesabaran dan kegigihan tim SAR gabungan dalam melakukan pencarian serta evakuasi korban sangat membanggakan. "Kita tahu medan di sana sangat sulit, dapat dibayangkan bagaimana relawan SAR melakukan evakuasi dengan rintangan cukup berat. Harus bergelantungan dengan tali, berhadapan dengan cuaca yang kadang hujan dan panas, dikelilingi jurang. Ini sangat luar biasa," katanya.
Ketut berharap para relawan baik dari unsur TNI, Polri dan Basarnas, PMI dan organisasi masyarakat yang terlibat dalam operasi kemanusiaan tersebut mendapat apresiasi dari instansi masing-masing sebagai tanda jasa atas pengorbanan selama melakukan tugas kemanusiaan. Sementara itu, Komandan Korem 061/Suryakancan Kol In AM Putranto selaku on scene coordintor (OSC) dalam operasi Sukhoi memberikan apresiasi bagi seluruh anggota SAR dan relawan yang terlibat. "Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya untuk semua anggota SAR, relawan dan masyarakat yang telah membantu pelaksanaan operasi ini. Tanpa keterlibatan semua pihak, operasi ini tidak akan maksimal," katanya.
Terkait apresiasi untuk para anggota SAR dari unsur TNI, menurut Putranto, tugas dalam misi kemanusiaan tersebut sudah menjadi hal biasa di bidang militer. "Dalam hal militer ini sudah keharusan. Tentunya apresiasi sangat dalam kami sampaikan untuk semua yang telah membantu pelaksanaan operasi ini," kata Danrem.
Operasi pencarian dan evakuasi korban kecelakaan pesawat Sukho Super Jet 100 melibatkan hampir 2.000 orang yang bersal dari sejumlah unsur, mereka diantaranya dari TNI terdiri dari Yonif Garuda 315, Yonif328, Yonif 310, Armed 13, Yonif 23, Marinir, Korem 061/Suryakancan, Kopasus, Paskas, Atang Sandjaya. Dari unsur Polisi terdiri dari Brimob, Polres Kabupaten Bogor, Polres Sukabumi, Poresta Bogor, DVI, Satuan II Pelopor, Koramil. Sementara dari unsur relawan dari PPM, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, relawan IPB, mapala UI, relawan UIKA, Federasi Panjat Terbing Indonsia, Aksi Reaksi Cepat (ACT), PMI, dan masih banyak lagi.
Operasi kemanusiaan evakuasi korban Sukhoi secara resmi ditutup oleh Kepala Basarnas, dimana operasi tersebut telah berlangsung selama 10 hari. Dalam operasi selama 10 hari tersebut, anggota SAR berhasil mengevakuasi 37 kantong jenazah ke Halim Perdana Kusuma untuk selanjutnya diidentifikasi.
http://www.republika.co.id/berita/na...ut-diapresiasi
----------------
Orang Indonesia itu umumnya baik-baik, guyub, ramah, penuh rasa persaudaraan dan suka tolong menolong. Serbuan budaya hedon yang menyertai maraknya neoliberalisme dan paham liberal yang hanya mementingkan diri sendiri (egoisme dan individualisme) belakangan ini, memang sempat mencemaskan banyak pihak terhadap lunturnya rasa kebersamaan diantara rakyat Indonesia. Ternyata tidak, justru kerusakan itu banyak terjadi dikalangan elit dan penguasa, yang sebagian besar terjerumus dalam gaya hidup boros dan suka molimo. Mereka umumnya memanfaatkan kedudukannya di pemerintahan atau parpol politik atau dunia bisnis yang tidak fair untuk memperkaya dirisnya sendiri, meskipun harus korupsi dan menipu bangsanya sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar